Rempah-rempah dan berbagai barang eksotik telah menjadi daya tarik besar bagi para pelayar dari Barat untuk menemukan jalan laut ke negeri seribu impian di sebelah Timur. Vasco da Gama dari Portugis, dengan ekspedisi 1497-1499, menjadi orang Eropa pertama yang tiba di India. Selanjutnya, Ferdinand Magellan, juga dari Portugis, dipilih Raja Charles I dari Spanyol untuk mencari jalan laut ke Timur, antara lain untuk menemukan Kepulauan Maluku, kepulauan rempah-rempah di Indonesia yang menggiurkan. Jalan laut ke Timur sudah terbuka. Tetapi, anehnya, Christopher Colombus, pelayar asal Italia, melawan arus, memilih berlayar ke Barat untuk sampai ke Timur.
Pelajaran apa yang relevan ditarik untuk Ilmu Manajemen?
Pertama, Colombus melaksanakan sesuatu yang melawan arus, hal mana menuntut imajinasi, persiapan, dan ketegaran yang luar biasa. Kedua, ia harus terus-menerus meyakinkan Raja Spanyol untuk membiayai ekspedisi yang mahal ini, yang sangat tidak masuk di akal mereka yang gigih menentangnya. Ketiga, Colombus tetap yakin dan tegar, dengan antara lain mengatakan, ‘Batu yang sekeras apa pun, akhirnya akan berlobang juga oleh air yang terus menetes ke atasnya.’ Benar! Dengan persetujuan Raja Spanyol, Colombus dapat meninggalkan Spanyol pada 3 Agustus 1492, berlayar ke Barat tanpa peta, hanya mengandalkan imajinasinya.
Keempat, Colombus gagal tiba di tempat tujuannya di Timur, tetapi, ia menemukan yang yang tidak dicarinya, yaitu benua Amerika, pada tanggal 12 Oktober 1492.
Renungan: Bertindak melawan arus mengandung risiko kegagalan, tetapi juga dapat berakhir dengan sensasi yang menggembirakan.
No comments:
Post a Comment