Ditulis pada 03 Juli 2017 oleh Prof Wim Poli.
Saling peduli dan saling gugat di dalam kelompok kerja, diterapkan dengan sangat ketat oleh Ernest Rutherford (1871-1937; pemenang Hadiah Nobel Kimia 1908) di Laboratorium Cavendish, Universitas Cambridge, Inggris. Tiap minggu Rutherford mengumpulkan kelompok penelitinya di dalam seminar.
Barangsiapa yang hendak berbicara di dalam seminar tersebut diharuskan bukannya menjelaskan tentang keberhasilannya, melainkan mengapa penelitiannya tidak berhasil seperti yang direncanakan. Dengan demikian si pembicara menjadi mahir dalam menjelaskan ketidak-tahuannya yang paling dasar, dan lebih dari itu, ia akan bertukar pikiran dengan orang lain yang juga siap mengakui kegagalannya. Mereka lebih mengandalkan pendapat sendiri, yang ditimba dari pengalaman sendiri, ketimbang bertanya kepada orang ahli dari luar, yang tidak tahu kondisi internal mereka, tetapi cenderung memberikan jawaban yang siap-saji.
Pola kerja ini dikenal kemudian dengan nama “action learning.” Akibat “action learning” ini ialah: delapan di antara kelompok peneliti Rutherford telah menjadi pemenang Hadiah Nobel, dan empat orang lainnya juga menjadi pemenang Hadiah Nobel di kemudian hari.
Pesan: Saling peduli dan saling gugat di dalam kelompok kerja, berdasarkan pengalaman sendiri, adalah kunci keberhasilan bersama untuk kelompokku dan bangsaku.
No comments:
Post a Comment