(Renungan ini sudah pernah ditampilkan di FB oleh rekan Dr. Tajudin Parenta, tahun lalu).
Ditulis pada 09 Juli 2017 oleh Prof Wim Poli.
Gajah sirkus tidak tiba-tiba menjadi gajah sirkus yang dengan mudah dapat dikendalikan menurut kemauan pelatihnya. Ketika masih kecil, kakinya diikat dengan rantai yang tidak dapat diputuskannya. Rantai itu membatasi ruang geraknya. Dari pengalaman tersebut, dapat kita bayangkan, terekam di dalam pikirannya bahwa ia tidak dapat meninggalkan tempat di mana ia ditambat. Ketika sudah menjadi gajah dewasa yang besar dan kuat, walau pun ia hanya diikat dengan tali yang dengan mudah dapat diputuskannya, ia tidak memutuskannya. Ruang geraknya bukannya dibatasi oleh kekuatan dan panjangnya tali yang mengikat kakinya, melainkan oleh rekaman di dalam pikirannya.
Demikian juga rekaman masa lalu di dalam pikiran manusia, yang membatasi ruang geraknya untuk hanya melakukan apa yang tampaknya gampang, bukan yang sukar, apa pula yang mustahil untuk dikerjakan.
Inspirasi untuk pendidikan anak pada usia dini, baik di rumah maupun di berbagai lembaga pendidikan?
Pesan: Jangan jadikan generasi penerus sebagai gajah sirkus pada usia dininya dengan berbagai aturan yang membatasi ruang gerak pikiran dan pengalamannya.
No comments:
Post a Comment