DARK MODE 

Wednesday, 29 October 2025 by

Sejarah Analisis Teknikal

Saya telah membaca buku Ong (2016) yang saya beli di gramedia, ulasannya cukup baik mengenai sejarah TA. Technical analysis mungkin pertama kali digunakan untuk perdagangan agrikultur di Eropa pada awal abad ke-16. 

Kemudian sekitar tahun 1700- an di Asia (tepatnya di Jepang), tercipta teknik baru dalam technical analysis, yaitu dengan menggunakan Candle Charts untuk menganalisis perdagangan beras di zaman tersebut. Sedangkan di Amerika, baru pada akhir abad ke-18 atau tepatnya tahun 1882, Charles Dow dan rekannya Edward Jones serta Charles Bergstresser mendirikan Dow Jones & Co. 

Dow lalu menuangkan ide-idenya yang diakui dan dihargai sebagai landasan bagi technical analysis modern sekarang ini dengan menulis seri editorial dalam surat kabar harian terbesar di dunia saat itu, yang juga dimiliki oleh Dow Jones &, Co, yaitu The Wall Street Journal.



Dunia akhimya mengenal teori tersebut dengan nama Dow Theory. Charles Dow sendiri tidak pernah secara resmi meluncurkan buku hasil karya penulisannya tersebut selain di editorial surat kabarnya.

Pada Juli tahun 1884, Dow mempublikasikan Stock Market Average (Index) yang pertama di dunia dengan komposisi dari harga penutupan sebelas saham, yang terdiri dari sembilan perusahaan kereta api dan dua perusahaan manufaktur. Stock market average ini kemudian digunakan sebagai barometer untuk mengukur performa pasar saham Amerika secara keseluruhan. Jadi, apabila nilai indeks turun, maka dapat dikatakan secara rata-rata atau mayoritas keseluruhan saham di US market juga sedang mengalami penurunan dan berlaku pula sebaliknya.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) adalah salah satu indeks saham tertua dan paling terkenal di dunia. Berikut sejarah dan perkembangannya secara ringkas:

Awal Mula

Diciptakan oleh: Charles Dow dan Edward Jones, pendiri Dow Jones & Company. Tanggal dibuat: 26 Mei 1896. Tujuan: Memberikan gambaran umum tentang kondisi pasar saham di Amerika Serikat dengan memantau kinerja beberapa perusahaan besar.

Perusahaan awal: DJIA awalnya terdiri dari 12 perusahaan industri besar seperti kereta api, gula, dan tekstil 

Perkembangan DJIA

1928: Jumlah perusahaan ditingkatkan menjadi 30 perusahaan, jumlah yang tetap sampai sekarang. Sifat indeks: DJIA adalah indeks price-weighted, artinya saham dengan harga lebih tinggi memiliki pengaruh lebih besar terhadap pergerakan indeks, berbeda dengan indeks market-cap weighted seperti S&P 500.

Perubahan perusahaan: Seiring waktu, perusahaan dalam DJIA berubah mengikuti perkembangan ekonomi. 

Banyak perusahaan industri lama diganti dengan perusahaan modern di bidang teknologi, finansial, dan layanan.


Di Indonesia sendiri, stock market average mulai diperkenalkan pada tahun 1983, yang dikenal dengan nama IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Saat ini di Bursa Efek Indonesia juga terdapat Indeks LQ45, Indeks Sektoral, Jakarta Islamic Index (JII) dan Kompas 100 Index, yang semuanya merupakan bagian dari IHSG.

Menurut Teori Dow yang dicetuskan oleh Charles Dow, pergerakan harga di pasar tidaklah acak, melainkan bergerak dalam sebuah tren. Memahami tren ini adalah kunci untuk mengambil keputusan investasi. Terdapat tiga jenis tren utama yang bisa diidentifikasi:

  • Uptrend (Tren Naik): Terjadi ketika harga secara konsisten membentuk puncak yang lebih tinggi (higher high) dan lembah yang lebih tinggi (higher low). Ini menandakan dominasi pembeli.
  • Downtrend (Tren Turun): Terjadi ketika harga secara konsisten membentuk puncak yang lebih rendah (lower high) dan lembah yang lebih rendah (lower low). Ini menandakan dominasi penjual.
  • Sideways (Tren Datar): Terjadi ketika harga bergerak dalam rentang (range) yang relatif sempit tanpa membentuk puncak atau lembah yang jelas lebih tinggi atau lebih rendah. Kondisi ini sering juga disebut trendless atau konsolidasi
Created by Andi Hermanto

Tiga Skala Waktu Tren

Teori Dow selanjutnya membagi setiap tren (naik, turun, atau datar) ke dalam tiga skala waktu atau tingkatan yang berbeda. Analogi yang paling populer untuk memahaminya adalah seperti gelombang di lautan:

  1. Major Trend (Tren Utama): Ini adalah tren jangka panjang yang menjadi arah utama pasar. Anggaplah ini sebagai arus pasang surut air laut. Tren ini biasanya berlangsung selama lebih dari satu tahun. Bagi investor jangka panjang, ini adalah tren yang paling penting untuk diperhatikan.
  2. Secondary Trend (Tren Sekunder): Ini adalah gerakan korektif yang berlawanan dengan Major Trend. Anggaplah ini sebagai ombak di lautan yang bergerak menuju pantai, meskipun arus utamanya mungkin sedang surut. Tren ini berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Contohnya, dalam sebuah uptrend besar, akan ada periode penurunan harga sementara—itulah secondary trend.
  3. Minor Trend (Tren Minor): Ini adalah fluktuasi harga harian atau jangka pendek. Anggaplah ini sebagai riak-riak kecil di atas ombak. Tren ini biasanya berlangsung kurang dari tiga minggu dan sering dianggap sebagai “noise” atau pergerakan acak jangka pendek yang tidak terlalu signifikan bagi gambaran besar.
Created By Andi Hermanto

Created By Andi Hermanto




No comments:

Post a Comment