DARK MODE 

Friday, 17 October 2025 by

Analisis Fundamental Saham dengan Kacamata Seorang Fundamentalis

Analisis fundamental saham adalah metode evaluasi untuk mengukur nilai intrinsik sebuah saham. Tujuan apa? Tujuannya adalah untuk menentukan apakah harga saham saat ini di pasar tergolong undervalued (terlalu murah), overvalued (terlalu mahal), atau sudah pada harga wajarnya (fair value).

Dengan menganalisis fundamental dengan baik, apakah seorang invetor akan membeli, menahan, atau menjual didasarkan pada analisis fundamentalnya tersebut.

Berbeda dengan analisis teknikal yang berfokus pada history price, atau grafik harga dan volume perdagangan, analisis fundamental menyelami "kesehatan" dan prospek bisnis perusahaan yang menerbitkan saham.

Saya coba buat analogi sederhana (created andi hermanto) , seperti sebuah kendaraan Bus (saham), ketika berbicara fundamental sebelum kita numpang di kenderaan tersebut, kita harus paham, seperti apa kondisi mobil bus itu, bagaimana mesinnya, spesifikasi mesin tersebut, apa bahan bakar yang digunakan, siapa sopirnya, semuanya harus kita analisis, itu adalah analisis fundamental. 

Tentu sebelum kita masuk di saham itu, hal itu penting dilakukan dengan memeriksa berbagai faktor, baik yang bersifat kuantitatif (terukur secara angka) maupun kualitatif (tidak terukur secara angka).

Menurut Andi Hermanto, Dosen Pasar Modal Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Makassar dalam penelitian bahwa terdapat 3 hal penting sebelum menganalisis fundamental adalah, analisis ekonomi, analisis industri, dan analisis company (perusahaan)

Berbicara terkait analisis Industri dan Ekonomi Makro, kita harus paham bagaimana prospek industri tempat perusahaan beroperasi? Faktor-faktor ekonomi makro seperti suku bunga, inflasi, dan kebijakan pemerintah juga turut dipertimbangkan.

Untuk mengambil beberapa pendekatan itu, trdapat dua pendekatan umum yang bisa digunakan dalam melakukan analisis fundamental:

Pendekatan Top-Down: Analisis dimulai dari gambaran besar, yaitu kondisi ekonomi makro global dan domestik, kemudian mengerucut ke analisis sektor industri yang prospektif, dan terakhir memilih perusahaan terbaik di industri tersebut.

Pendekatan Bottom-Up: Analisis dimulai dengan mencari perusahaan-perusahaan individual yang menarik berdasarkan kriteria tertentu (misalnya, valuasi murah atau pertumbuhan tinggi), tanpa terlalu memprioritaskan kondisi industri atau ekonomi makro saat itu.

Dua Pilar Utama Analisis Fundamental
Analisis fundamental ditopang oleh dua jenis analisis yang saling melengkapi:

1. Analisis Kuantitatif: Bicara Melalui Angka
Analisis ini berfokus pada data finansial yang terukur untuk menilai kinerja dan kesehatan keuangan perusahaan.

Analisis Kuantitatif ini akan menghitung berbagai rasio keuangan untuk mempermudah evaluasi dan perbandingan. Beberapa rasio yang paling umum digunakan adalah:

Price to Earning Ratio (PER): Membandingkan harga saham dengan laba per lembar saham (EPS). PER yang rendah seringkali dianggap sebagai indikasi saham yang murah.

Price to Book Value (PBV): Membandingkan harga saham dengan nilai buku per lembar saham. PBV di bawah 1 dapat mengindikasikan bahwa saham tersebut undervalued.

Return on Equity (ROE): Mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan oleh pemegang saham. ROE yang tinggi dan konsisten menunjukkan manajemen yang efisien.

Debt to Equity Ratio (DER): Menunjukkan seberapa besar utang perusahaan dibandingkan dengan modal sendiri. DER yang terlalu tinggi dapat menjadi sinyal risiko keuangan.

Earning Per Share (EPS): Merepresentasikan porsi laba perusahaan yang diatribusikan untuk setiap lembar saham yang beredar. Pertumbuhan EPS yang konsisten adalah tanda positif.

2. Analisis Kualitatif: Menggali Faktor Non-Finansial
Analisis ini bersifat lebih subjektif dan menilai faktor-faktor tak terukur yang dapat memengaruhi kesuksesan perusahaan di masa depan. Aspek-aspek yang dievaluasi antara lain:

Model Bisnis: Bagaimana cara perusahaan menghasilkan uang? Apakah model bisnisnya berkelanjutan dan relevan untuk masa depan?

Keunggulan Kompetitif (Economic Moat): Apa yang melindungi perusahaan dari para pesaingnya? Ini bisa berupa merek yang kuat, paten, efek jaringan, atau keunggulan biaya.

Kualitas Manajemen: Siapa orang-orang di balik perusahaan? Apakah jajaran direksi dan komisaris memiliki rekam jejak yang baik, visi yang jelas, dan integritas yang tinggi?

Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance - GCG): Apakah perusahaan dikelola secara transparan, akuntabel, dan adil bagi semua pemangku kepentingan, termasuk investor minoritas?

Pada intinya, analisis fundamental adalah alat bagi investor jangka panjang yang memandang pembelian saham sebagai kepemilikan sebagian kecil dari sebuah bisnis. Dengan memahami secara mendalam bisnis di balik sebuah saham, investor dapat membuat keputusan yang lebih rasional dan tidak mudah terpengaruh oleh fluktuasi harga pasar jangka pendek.

No comments:

Post a Comment