DARK MODE 

Thursday, 16 November 2017 by

PEMILIK MASALAH

Ditulis pada 03 Juli 2017 oleh Prof Wim Poli.

Peter Drucker (1909-2005) sudah prediksi pada tahun 1957 bahwa pekerja terpelajar (knowedge worker) adalah gejala fenomenal abad XXI. Sampai tingkat tertentu pekerja semacam ini mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan kemauan untuk unjuk karyanya sebagai identitas diri. Potensi dirinya akan kian terwujud jika ia diakui sebagai pemilik masalah di bidang tugasnya, dan diberikan kebebasan untuk kreatif memecahkan masalahnya, baik secara mandiri maupun dengan dukungan orang lain.

Konsep “genchi genbutsu” dari Jepang sangat relevan untuk diterapkan di lingkungan para pekerja terdidik. “Genchi genbutsu” - yang berarti “pergi dan lihat” - adalah prinsip kunci dari Sistem Produksi Toyota. Untuk memahami masalah yang dihadapi, pemilik masalah harus pergi sendiri ke tempat yang sebenarnya (“gemba”), di mana pekerjaan dilakukan. Padanannya dalam bahasa Indonesia adalah “blusukan.”

Pemilik masalah dapat juga memecahkan masalahnya dengan bantuan orang lain, misalnya, atasannya, rekan sekerjanya, bawahannya, atau seseorang konsultan eksternal. Tetapi, orang lain yang memberikan bantuan tersebut tidak boleh mengambil alih pemecahan masalah dari pemilik masalah. Pengambil-alihan pemecahan masalah dari tangan pemilik masalah dapat berakibat pemilk masalah: (1) kehilangan kegairahan pemecahan masalah; (2) mengalihkan bebannya kepada orang lain; (3) tidak berkembang pengetahuan dan kemampuannya memecahkan masalah.

Para akademisi di lingkungan perguruan tinggi cenderung menghendaki adanya kebebasan berpikir dan berkarya, dan tidak suka dibatasi oleh berbagai peraturan yang diterapkan administrator perguruan tinggi. Demikian juga kecenderungan kehendak para pekerja terdidik lainnya.

Pesan: Kepemimpinan partisipatif merupakan prasyarat terwujud dan meningkatnya kreativitas dan produktivitas para pekerja terdidik. 

No comments:

Post a Comment